Ibu adalah ‘keramat’ bagi putra-putrinya. Ia berada di posisi penting dalam daftar manusia yang mulia. Ibu tak hanya berperan menjadi sumber kasih sayang anak-anaknya, mengasuh, dan memberi tanpa batas. Namun ibu juga berperan menjadi prajurit malam yang selalu berjaga dan terjaga. Atas jerih payahnya, Rasulullah Saw. menggiring umatnya untuk memuliakan ibu tiga kali lipat dibandingnan ayah. Ibu mendapatkan tiga kesulitan yang tak ditanggung seorang ayah, yaitu ketika ia berpayah-payah saat hamil, bertarung nyawa ketika melahirkan, dan menebar sabar, kasih, sayang, serta cinta saat ia menyusui dan merawat anak. Ibu juga berperan sebagai Al-Madrasatul Ula yang lebih harus berpenampilan sebagai teladan bagi anak-anaknya.
Umi Nurul Huda, tentu saja, menjadi bagian dari para ibu yang mulia itu. Terlebih Umi yang menjadi ibu bagi 12 anaknya, memiliki karakter kuat untuk merawat dan mendidik putra-putrinya. Beliau mungkin sosok yang tak banyak bicara. Tapi dalam diamnya, berjuta doa terlantun indah untuk kebaikan suami dan anak-anaknya. Beliau juga sosok yang santun dan dermawan, hingga menjadi teladan bagi siapapun yang mengenalnya. Buku ‘Cinta, Doa, dan Ridha Ibunda: Kisah Inspiratif 80 Tahun Hj. Nurul Huda’ ini hadir sebagai penghormatan kepada Umi. Sudah pasti bukan bentuk penghormatan yang sepadan dengan setiap peluh yang mengalir dari tubuhnya. Umi adalah umi, dimana hati, pikiran, dan perilakunya yang berbuah kebaikan bagi setiap anaknya tak mungkin terbalas oleh sebesar apapun kebaikan yang dilakukan putra-putrinya.